Penerapan Teknologi dalam Pendidikan Vokasi

By Admin


nusakini.com - Pendidikan di masa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik, peserta didik dan pihak-pihak yang terkait. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi untuk tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar. Belajar di rumah atau biasa disebut belajar daring sudah diterapkan semenjak banyak orang yang terinfeksi virus Covid-19.

Kepala Badan Penyuluha dan Pengembagan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi dalam kunjungan ke Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia menyatakan bahwa penerapan inovasi teknologi era industri 4.0. Dengan komposisi dalam pembelajaran teori (40%) : Praktik (60%). Mahasiswa PEPI nantinya akan memprioritaskan mekanika elektronika atau disingkat sebagai mekatronika. Untuk mendukung praktek tersebut PEPI akan memiliki workshop mekanika elektronika, serta perbengkelan bayo informatika yang dikombinasikan dengan intelijen serta pemanfaatan big data, Kamis (10/12).

Nantinya mahasiswa PEPI dapat menghasilkan berbagai komponen atau peralatan pembuatan mesin pertanian. Diharapkan mahasiswa dapat menghasilkan prototype-prototipe sederhana untuk alat alat mesin pertanian sehingganya petani kita dapat transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern ciri dari pertanian modern itu adalah salah satunya tentu pemanfaatan alat alat mesin pertanian.

Terkait hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku optimis dengan kemajuan teknologi pertanian yang semakin pesat. Moderenisasi tersebut menjadi tanda kesiapan pertanian 4.0. Apalagi penggunaan alat dan mesin dilakukan secara masif pada setiap proses produksi.

"Saya punya keyakinan kesiapan kita secara bertahap bisa membawa pertanian masuk ke mekanisasi yang lebih kuat," ujar Mentan Syahrul saat meninjau deretan mesin dan alat canggih pertanian di Balai Besar Mekanisasi Pertanian Serpong, Selasa 10 November 2020.

Untuk mendukung penerapan pembangunan pertanian ini, Mentan berharap ke depan sektor pertanian mendapat dukungan yang lebih kuat dari semua pihak. Dalam hal ini, kerjasama antara industri per sektor sangat diperlukan untuk mempercepat proses penerapan mekanisasi pertanian.

"Mau bagaimanapun juga sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi bangsa yang dibutuhkan. Untuk itu dalam mengakselerasi pertanian, kita membutuhkan mekanisasi yang lebih kuat," katanya.

Sejauh ini, kata Mentan, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Pertanian (BBP Mektan) memiliki kemampuan yang cukup dalam menciptakan protitipe mesin pertanian canggih dan modern. Namun, kecanggihan yang ada harus mengutamakan potensi lokal yang tersedia.

"Balai ini sangat dibutuhkan untuk melihat sebuah perkembangan dan tantangan serta kamajuan era yag ada, khususnya dalam mengintervensi mekanisasi untuk melakukan efektivitas akselerasi pertanian," tutupnya. (drea)